It's Coming Home Hanya Utopia

Teknokra.id - Perhelatan Piala Eropa 2020 sudah berakhir, Azzurri di bawah asuhan Mancini keluar sebagai raja Eropa tahun ini. Meski Covid-19 belum usai, tetapi perhelatan di 11 negara ini bak tidak ada pandemi. Tentu saja karena protokol kesehatan dan herd imunity di Eropa sudah mencapai 80% total penduduk. 

Lupakan Covid-19 mari kita ke pembahasan yang menjadi bulan-bulanan warga net saat ini, iya Inggris saat ini menjadi trending di semua sosial media yang kita punya saat ini. Kekalahannya dengan Italia lewat adu penalti dini hari membuat asa It;s coming home! sirna kembali.

I'ts coming home! di sini dimaksud bahwa sepakbola kembali ke tanah kelahirannya di Inggris. Sementara asal usul olahraga ini  masih jadi perdebatan,  bahkan kabarnya Tiongkok lebih dulu menemukan permainan ini - lembaga resmi sepakbola pertama didirikan di Inggris. Asosiasi Sepakbola berdiri sendiri setelah memisahkan diri dari Rugby, tepatnya pada 1863.

Sikap jemawa para penggemar The Three Lions dimulai dari perhelatan berlangsung ketika memulai di fase grup menjadi juara grup dengan tidak terkalahkan sampai partai final. Italia memang 2018 lalu tidak masuk Piala Dunia. Namun, berangkat dari situ mereka bangkit sampai juara Piala Eropa.

Mengapa penulis berani bilang bahwa "It's Coming Home" hanya bualan belaka? Karena memang dari dulu hanya slogan tanpa pencapaian, merasa paling asik nyatanya hanya bikin berisik. Belum paham? Mari kita bedah sama-sama.

Piala Dunia 2014 Inggris harus menelan pil pahit setelah menjadi juru kunci grup D kala itu. Memang terbilang grup neraka karena Uruguay, Costa Rika, dan Italia satu grup dengan Inggris. Di luar dugaan Costa Rika menjadi juara grup D disusul Uruguay, Italia dan Inggris harus pulang kampung.

Piala Eropa 2016 Inggris juga harus 'coming home' Inggris yang susah payah saat berada di fase grup harus gugur juga saat babak 16 besar. Islandia ssebagai negara debutan memaksa The Three Lions pulang setelah menang dengan skor 1-0.

Di 2018 memang Inggris gemilang sampai bisa melaju semi final saat itu. Sampai saat bertemu dengan Kroasia sebagai negara medioker Harry Kane dan kawan-kawan kala itu harus tunduk 2-1 dengan memupuskan harapan mereka melaju final

Sudah jatuh tertimpa tangga, jemawa fans Inggris harus dibungkam ketika perebutan juara 3 harus kembali kalah oleh Belgia. "It's not coming home" begitulah guyonan fans negara lain kepada Inggris kala itu. Kini hal serupa terulang kembali trofi yang mereka dambakan tidak pulang ke Inggris, bahkan bek andalan Italia Bonucci membuat guyonan "It's coming Rome" yang berarti pulang ke Roma yakni ibu kota Italia.

Inggris memang tidak perlu khawatir akan masa depan pemainnya, karena pemain bintang Piala Dunia 2022 masih di usia muda dan produktif. Southgate jika masih membawahi Inggris harus membangun mental tim dan kreasi permainan yang lebih bervariasi. Dengan skuad saat ini memang tidak menutup kemungkinan trofi Piala Dunia 2022 nantinya akan menjadi milik mereka. Tetapi satu hal yang pasti, sampai saat ini "It's coming home" masih tetap omong kosong belaka (Penulis: Andre Prasetyo Nugroho). 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel