Pesisir Barat, Surga Wisata Dengan Suguhan Pantai Nan-Elok

Teknokra.id- Hamparan birunya air laut yang terbentang luas sejauh mata memandang seakan menjadi penyambut ucapan selamat datang di bumi lampung bagi para wisatawan. Deretan Nyiur yang melambai diiringi deburan ombak semakin menambah ketenangan batin dalam harmoni alam. 

Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu tempat yang menyimpan banyak potensi wisata alam. Daerah yang dulunya pernah menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Barat ini menjelma menjadi primadona bagi para wisatawan dari lokal sampai dengan mancanegara.


Terlebih pada saat hari raya idul fitri, liburan bersama keluarga dan orang terdekat sepertinya sudah menjadi syarat yang wajib untuk dilakukan pada saat lebaran. Kabar di sosial media tentang keindahan pantai di Pesisir Barat cukup banyak memancing rasa penasaran kami untuk berkunjung dan menikmati keindahan pantai yang ada disana. 

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk menentukan tempat berlibur,  kami serentak menyatukan suara untuk mengisi liburan hari raya tahun ini di Pesisir Barat (Pesibar). Perjalanan kami dimulai pada pukul 08.00 WIB, beranjak dari Bandar Lampung dengan menggunakan mobil pribadi, butuh waktu sekitar tujuh jam bagi kami untuk sampai di tempat tujuan, yaitu Kecamatan Krui. Jalan yang kami tempuh adalah melalui rute Pringsewu – Kotaagung – Krui.

Kehadiran sekawanan primata sampai dengan suguhan panorama alam turut menemani perjalanan kami siang itu. Aspal yang mulus, jalanan yang lenggang serta indahnya pemandangan alam tanoh lado membuat kami terlena dan perjalanan begitu terasa cepat berlalu. Hingga akhirnya tibalah kami di wilayah paling barat Provinsi Lampung ini.

Pertama kali menginjakkan kaki di Pesisir Barat, kami disuguhkan dengan pemandangan pantai dan lirih suara ombak disepanjang jalan. Pilihan kami jatuh pada salah satu pantai disana. Warga setempat menyebutnya Labuhan Jukung. Kami penasaran, sebab pantai ini terkenal dengan keindahan sunset dan ombaknya. 

Perjalanan menuju Pantai Labuhan Jukung memakan waktu kurang lebih 45 menit dari daerah Way Jambu yang berada dipinggir Pesisir Barat. Wisata ini berada tepatnya di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Krui, Pesisir Barat. Lokasi Pantai Labuhan Jukung yang berada di pusat kota Krui membuat akses menuju pantai ini menjadi cukup mudah. Sebelum sampai di Labuhan Jukung, kendaraan membawa kami melewati pantai-pantai cantik lainnya di Pesisir Barat seperti Pantai Melasti, Pantai Tanjung Setia, Pantai Mandiri dan masih ada pantai lainnya. 

Setelah beberapa saat, suara gemuruh ombak semakin jelas, pertanda bahwa perjalanan kami ke Pantai Labuhan Jukung semakin dekat. Debur ombak seolah ingin menyambut kedatangan kami tatkala kami sampai. Tak butuh waktu lama, kami pun bergegas masuk. Untuk masuk ke area pantai sebenarnya tidak perlu membayar biaya apapun  alias gratis. Namun saat libur hari raya seperti lebaran, pengunjung yang datang akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 3000 untuk satu orang, atau Rp 5000 untuk dua orang pengunjung. 

Ketika masuk area pantai, suasana hiruk pikuk pengunjung mewarnai pantai siang itu . Aroma pantai pun tercium begitu tajam. Tak sampai disitu, mendekat ke bibir pantai mata kami kembali dibuat terpana oleh hamparan pasir putih dan halus serta lautan lepas yang membentang luas. Dari Pantai ini kami bisa melihat Bukit Selalau yang berada di utara pantai, juga keindahan Pulau Pisang dari kejauhan. Pemandangan ini sangat memanjakan mata bagi siapa saja yang melihatnya.

Keindahan Pantai Labuhan Jukung memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah satu keistimewaan pantai ini terletak pada ombak dan keindahan sunset nya. Bagi pengunjung yang senang berselancar, pantai ini bisa dijadikan salah satu alternatif pilihan, Sebab ombak di Pantai Labuhan Jukung yang cukup tinggi. 

Bagi yang tidak suka berenang atau berselancar, tetap dapat menikmati keindahan Labuhan Jukung di pinggir pantai. Atau sekadar menunggu datangnya senja. Menikmati senja di Labuhan Jukung adalah keputusan yang sudah tepat. Karena dengan letak pantainya yang strategis yaitu menghadap lautan lepas, membuat pengunjung dapat menyaksikan langsung keindahan sunset tanpa terhalang pulau. 

Menengok ke arah utara Pantai Labuhan Jukung, terdapat sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Selalau. Dekat dari bibir pantai serta dikelilingi oleh pantai, jika Labuhan Jukung terkenal dengan suasana yang ramai, hal ini berbeda dengan bukit Selalau. Bukit ini memiliki suasana yang sepi dan tenang. 

Bagi yang senang dengan suasana yang tenang, mungkin Bukit Selalau bisa menjadi alternatif pilihan. Kami berkesempatan untuk mengunjungi Bukit ini. Untuk mencapai bukit ini, kami melalui jalan raya dengan patokan mudah  adalah Tugu Ikan Blue Merlin atau biasa juga disebut tugu Damar Tuhuk yang berada di Pasar Krui lalu mengambil jalan menuju ke arah utara. Sebenarnya, akses menuju Bukit Selalau cukup mudah, namun tempatnya tersembunyi oleh rumput dan ilalang membuat tidak banyak orang mengetahui adanya bukit ini.

Sesampainya diatas bukit, kami disambut oleh pemandangan Samudra Hindia dengan hamparan laut biru yang indah. Bukit Selalau menawarkan suasana yang menyenangkan. Kami dimanjakan dengan pemandangan alam dan suasana asri dan tenang. Di bukit ini kami bisa menikmati keindahan alam sembari duduk beralaskan rumput disana. 

Di Bukit ini terdapat pohon yang berdiri dan tumbuh diatas bukit. Pohon ini nampak sendiri menghadap lautan. Keunikan pada pohon tersebut membuat tempat ini menjadi spot foto yang paling banyak diburu oleh pengunjung. Selain Labuhan Jukung, melalui Bukit Selalau kami bisa menikmati indahnya sunset tanpa terhalang pulau disekitarnya. Melihat sunset dari atas bukit tentu menjadi daya tarik tersendiri dari bukit ini, karena view yang ditawarkan oleh tempat ini sangat baik.

Ellya Rahma (22) warga Pesisir Barat mengakui sangat senang dengan adanya tempat wisata ini. Namun ia menyangkan perhatian pemerintah yang kurang dalam pengembangan destinasi wisata ini sehingga terlihat kurang terawat.

“Menurut saya tempat ini bagus. Tapi menurut saya perlu lebih dirawat agar tidak banyak sampah dan banyak rumput”,ujarnya. 

Sangat disayangkan, bukit yang menyimpan keindahan alam luar biasa ini belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah sehingga kurang dalam hal perawatan dan daya kunjung. Semoga kedepan baik pemerintah maupun masyarakat lebih memperhatikan bukit ini sebagai potensi wisata yang unik sebagai salah satau sektor pendapatan daerah.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel