Mengenal Sindrom Ripley, Gangguan Kepribadian dalam Drama Anna

Teknokra.id - Hai sahabat Teknokra! Kamu pasti sudah tidak asing lagi kan dengan kata sindrom? Yap, sindrom adalah suatu kondisi kesehatan yang ditandai dengan suatu tindakan yang tidak normal dalam beberapa hal. Jika sebelumnya kita sudah membahas FoMO Syndrome, kali ini Teknokra.id akan membahas perilah Ripley Syndrome.

Wah, jika membahas terkait sindrom memang tidak ada habisnya ya sobat! Sindrom sendiri bisa terjadi akibat kebiasaan diri sendiri ataupun pengaruh lingkungan. Itulah sebabnya sindrom sangat beragam dan namanya pun cukup unik ya.

Mengenal Sindrom Ripley, Gangguan Kepribadian dalam Drama Anna

Salah satunya yaitu sindrom ripley. Jika kamu penggemar drama Korea, kamu pasti sudah tidak asing dengan sindrom ini. Sindrom ini telah diangkat dalam sebuah drama Korea berjumlah 6 episode bertajuk "Anna". Drama yang rilis pada 24 Juni dan tamat pada 8 Juli lalu ini bercerita tentang kehidupan Lee Yoo Mi yang mengidap sindrom ripley.

Jadi, sebenarnya apa sih sindrom ripley itu? Yuk simak penjelasan!

Apa itu sindrom Ripley?

Sindrom Ripley adalah salah satu kondisi DID (Dissociative Identity Disorder) ataupun sosiopat. Secara singkat, sindrom ini merupakan kondisi di mana seseorang hidup dengan menyangkal kenyataan. Pengidap sindrom ini biasanya lebih merasa nyata saat hidup dalam kepalsuan. Mereka akan membuat sebuah kebohongan tentang dirinya agar dapat ia dan juga orang lain percayai.

Pengidap sindrom ini dapat melakukan tindakan yang menurutnya benar demi keuntungan dirinya sendiri. Mereka bisa saja memanipulasi, menyalahkan ataupun memperlakukan orang lain dengan tidak semestinya.

Darimana asal istilah Ripley?

Istilah psikiatri ini diambil dari sebuah novel karya Patricia Highsmith yang berjudul The Talented Mr.Ripley pada tahu 1955. Di mana dalam novel ini, Tom Ripley sebagai tokoh utama hidup dalam realitas yang ia buat sendiri dan melakukan kejahatan demi keuntungannya sendiri. 

Sebelumnya, sindrom ini sempat menjadi bahan studi terkait psikopatologi pada sekitar tahun 1915-an. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Healy dan Dr. King yang mengatakan bahwa sindrom ini bisa ditemukan pada mereka yang menyangkal realitas untuk percaya pada kebohongan yang mereka ciptakan sendiri.

Apa penyebab sindrom Ripley?

Menurut studi pada Kyunghee International College, sindrom ini bisa disebabkan oleh keinginan kuat seseorang untuk mencapai ambisi mereka. Selain itu, jika membahas terkait gangguan mental, tentunya trauma masa kecil akibat kekerasan yang dialami juga ikut andil sebagai penyebab terpicunya sindrom ini. Oleh sebab itu, besar harapan bagi para orangtua untuk dapat mengurangi tindak kekerasan terhadap anak. 

Apa gejala sindrom Ripley?

Seperti dalam drama Anna dan juga novel Mr.Ripley, seorang dengan sindrom ini akan terus mengulang suatu kebohongan hingga ia kehilangan jati dirinya sendiri. selain itu, beberapa gejala juga dapat menyertai penderita sindrom Ripley ini, yaitu
  • Tidak bisa membedakan antara mana yang benar dan mana salah.
  • Menggunakan kecerdikan maupun pesona untuk dapat memanipulasi orang lain demi keuntungannya sendiri.
  • Sering melanggar hak orang lain dengan cara mengintimidasi.
  • Tidak berperasaan dan seringkali bersikap sinis.
  • Sombong dan terlalu percaya diri, serta sering merasa superior.
  • Sering melakukan tindak kriminal, kasar, cepat merasa emosi, cemas, agresif dan impulsif.
  • Melakukan tindakan berbahaya tanpa berpikir akan resiko yang dialami.
  • Memiliki hubungan buruk akibat kesulitan mempertahankan hubungan dan tidak dapat memenuhi tanggung jawabnya.

Nah, mungkin itu saja yang bisa Teknokra.id bagikan. Semoga bisa menambah pengetahuan kalian semua ya (Penulis: Dwindy Monica).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel