Teater Satu Lampung: Kelompok Teater Legendaris Indonesia

Teknokra.id - Di Indonesia, seni teater eksistensinya sudah ada dan terus berkembang dari waktu ke waktu hingga sekarang. Teater menjadi sebuah media hiburan sejak dulu, meskipun dulu sempat digunakan untuk alat propaganda. 

Di Indonesia sendiri ada banyak sekali kelompok teater yang aktif meramaikan dunia seni pertunjukkan peran itu, di antara banyaknya kelompok teater tersebut, diantaranya merupakan teater legendaris yang sudah sejak lama eksis dan memproduksi karya berkualitas, juga dapat dikatakan sebagai pelopor dari perkembangan teater yang ada di Indonesia. 

Di Lampung sendiri, terdapat Teater Satu Lampung. 

Aruk Gugat karya Iswadi Pratama di Taman Budaya Lampung 2019 (Dokumentasi: Iswadi Pratama)

Teater Satu Lampung berdiri sejak tahun 1996 dan didirikan oleh Iswadi Pratama dan Imas Sobariah. Karya-karya dari Teater Satu Lampung biasanya merupakan naskah-naskah campuran yang terdiri dari karya sendiri dan karya dari penulis ternama. 

Sampai saat ini sudah banyak kota dan daerah yang dijelajahi oleh kelompok teater yang pernah menyabet gelar Teater Terbaik Indonesia versi majalah Tempo ini, diantaranya Teater Satu Lampung pernah manggung di Yogyakarta, Solo, Tasikmalaya, dan Bandung. Bukan hanya di dalam negeri, Teater Satu Lampung juga pernah menampilkan karyanya di mancanegara seperti Melbourne, Kuala Lumpur, Jepang, Jerman, dan Sydney. 

Produktivitas dan karya berkualitasnya juga membawa Teater Satu Lampung untuk berkesempatan melakukan kolaborasi dengan Sandra Thibodeaux, seorang penulis asal Australia dalam pertunjukan “The Age of Bones” yang ditampilkan di Indonesia dan Australia.

Hingga saat ini tercatat sudah ada lebih dari 50 pertunjukkan lakon yang dipentaskan oleh Teater Satu Lampung. Beberapa karya tersebut diantaranya Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer (1997), Monolog Perempuan Pilihan karya Iswadi Pratama (2005), Buku Panduan Belajar dan Mengajar Teater untuk Guru dan Siswa (2010), Monolog Wanci (2007), dan Monolog Perempuan di Titik Nol karya Nawal el Sadawi. 

Program-program yang dijalankan oleh kelompok Teater Satu bukan hanya Sosial Kesenian seperti pertunjukkan teater tetapi juga pendidikan, kebudayaan, penelitian, diskusi, pelatihan, dan apresiasi seni. 

Iswadi Pratama, seperti dilansir dari tribunnews.com mengatakan meskipun tidak memiliki niat untuk membuka cabang lain di luar Lampung, Teater Satu Lampung sangat terbuka untuk mereka yang berasal dari luar Lampung dan mau berlatih di sana (Penulis: Rahel Azzahra).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel