Gowok: Cinta Terlarang di Balik Tradisi Leluhur

Teknokra.id - Halo Sobat Teknokra! Film Gowok membawa penonton menyelami sebuah tradisi kuno dari budaya Jawa yang jarang diangkat dalam sinema Indonesia. Mengambil latar waktu tahun 1950-an, film ini mengangkat peran perempuan sebagai gowok, yaitu sosok yang bertugas memberikan pendidikan seksual dan bimbingan keharmonisan rumah tangga kepada calon pengantin pria sebelum mereka menjalani pernikahan.

Cerita berpusat pada dua tokoh utama, Ratri dan Nyai Santi. Ratri adalah anak angkat dari Nyai Santi, seorang gowok berpengalaman yang menjalankan sebuah pondokan khusus untuk mendidik para pria sebelum menikah. Suatu hari, datanglah Kamanjaya, seorang pemuda yang dititipkan oleh orang tuanya untuk belajar di pondok tersebut. Sejak pertemuan pertama, Kamanjaya sudah menunjukkan ketertarikan kepada Ratri. Namun hubungan keduanya terhambat oleh berbagai aturan ketat yang berlaku di pondok dan nilai-nilai leluhur yang mengikat peran seorang gowok.

Ketegangan mulai terbangun ketika Kamanjaya berusaha lebih dekat dengan Ratri. Keingintahuan mereka akan ritual suci yang dilakukan oleh Nyai Santi pun membuka babak baru dalam cerita. Sebuah kejadian spiritual yang mistis membuat Ratri kehilangan kendali atas dirinya, hingga ia berbuat tak semestinya pada Kamanjaya tanpa sadar akibat kerasukan arwah dewi. Peristiwa tersebut mengubah dinamika hubungan mereka secara drastis.

Film ini tidak hanya berbicara tentang cinta terlarang, tetapi juga menggali konflik batin dan pergulatan identitas seorang perempuan muda yang berada di persimpangan antara takdir yang ditetapkan leluhur dan keinginannya untuk mengejar mimpi dan kebebasan. Ratri yang awalnya pasrah dengan perannya sebagai gowok mulai mempertanyakan masa depannya, terutama setelah dikenalkan pada sekolah perempuan oleh Kamanjaya.

Namun, konflik mencapai puncaknya ketika kenyataan pahit datang. Kamanjaya ternyata menikahi perempuan lain, meninggalkan Ratri yang terlanjur berharap. Luka hati dan pengkhianatan ini membuat Ratri memutuskan untuk tetap melanjutkan tradisi sebagai gowok, meski hati kecilnya menyimpan trauma masa lalu. Kejutan terjadi ketika bertahun-tahun kemudian, Ratri menerima seorang anak sebagai muridnya, dan anak itu tak lain adalah anak dari Kamanjaya sendiri. Kenangan dan luka lama pun kembali menguak.

Secara keseluruhan, Gowok adalah film yang menyentuh, sarat akan makna budaya dan refleksi sosial. Dengan latar yang kuat, sinematografi yang menggambarkan suasana Jawa tempo dulu, serta alur cerita yang perlahan namun mendalam, film ini berhasil mengajak penonton untuk merenungkan posisi perempuan dalam tradisi dan modernitas. Kisah Ratri adalah simbol dari banyak perempuan yang harus memilih antara mengikuti jejak tradisi atau memperjuangkan masa depan mereka sendiri.

Itulah singkat cerita dari film Gowok yang dapat kamu tonton, film ini disarankan hanya untuk usia 18 tahun ke atas ya sobat! Ikuti terus review cerita menarik lainnya yang dapat kamu baca hanya di Teknokra.id (Penulis: Nissa Nabila).