3 Logika Berpikir Yang Bisa Buat Kamu Di Pandang Punya IQ Rendah!

Telnokra.id - "Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan." Soe Hok Gie

Seperti itulah kata seorang aktivis yang melakukan perlawanan ketika masa peralihan orde lama ke orde baru, kata-kata tersebut seharusnya menjadi suatu dorongan untuk cara berpikir orang di zaman sekarang dengan sistem dan susunan yang terus menerus tidak berkembang, hal itu karna selalu di doktrin oleh pikiran yang tidak didasari dengan prinsip dan cara berpikir sendiri.

Situs World Population Review membagikan informasi terkait kecerdasan intelektual atau Intelligence Quoitient (IQ), Indonesia berada di peringkat 127 dari 197 negara yang diuji bisa dibilang Indonesia masih di peringkat terendah dengan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang memiliki IQ yang rendah, lantas mengapa? Indonesia bisa dibilang mengalami hal yang bisa disebut kemunduran berpikir saat ini dipengaruhi beberapa faktor, simak selengkapnya dibawah ini! 

1. Logika Mistika

Logika mistika yang diperkenalkan Tan Malaka di dalam bukunya yang berjudul “Madilog”, menurutnya berpikir menggunakan logika mistika merupakan tradisi dan budaya yang menekankan cara berpikir yang hanya menggunakan prasangka tanpa ada keasliannya atau keberadannya hal itu yang menghambat cara berpikir yang mempengaruhi kemajuan Indonesia. Ia juga berpendapat cara berpikir tersebut tidak rasional karna manusia tidak dapat mengembangkan pemikirannya lagi dan selalu mengaitkan dengan hal mistis.

Indonesia terkenal dengan hal mistis nya yang sangat kental, karena disaat cara berpikir tersebut dipakai dan dianggap hal yang biasa individu maupun kelompok tersebut akan menjadi kebiasaan (habit) yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya saja yang terjadi sekarang agama bukan lagi dijadikan patokan atau filsafat dalam berpikir malah dijadikan senjata yang akhirnya orang-orang pemerintah menggunakan hal itu sebagai alat untuk menjadikannya pedang politik.

Sehingga Indonesia menjadi negara pengidap Skizofernia nomor 1 didunia karna logika mistika yang masih kuat, hal itu disebabkan karena pikiran sendiri akan menciptakan gambaran dan juga doktrin bahkan dapat menciptakan entitas yang tidak berwujud karna pengaruh pemikiran dari individu tersebut.

2.   2. Termakan Doktrin Atas Nama Keluarga

Cara ini biasanya bisa kita jumpai di suatu lembaga atau organisasi maupun lingkungan pendidikan dalam hal orientasi atau pengenalan lingkungan pendidikan, doktrin keluarga dipakai untuk menghambat cara berpikir seseorang, karena entitas keluarga bersifat kuat dan juga termasuk kata yang sangat sakral karena mengandung banyak hal yang bersifat emosi didalamnya.

Doktrin atas nama keluarga akan menghambat cara berpikir seseorang karena akan mengandalkan hal yang bersifat subjektif sedangkan cara berpikir objektifnya tertinggal, memang benar cara berpikir subjektif juga bagus untuk diterapkan untuk di kondisi tertentu tetapi jika tidak diimbangi dengan hal yang objektif maka seseorang tidak akan berpikir dengan lurus lagi.

Doktrin ini sangat ampuh contohnya saja politik yang digunakan di kampus, kita ambil contoh kasus permira Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) yang melambung hingga 2000 lebih suara tanpa tahu dari mana asal suaranya, pada saat itu banyak yang pro maupun kontra dengan hal tersebut, tetapi dengan nalar yang berjalan tidak masuk akal namun, orang yang berada dari lembaga yang sama atau perkumpulan yang sama akan membela dengan alasan orang yang mencalonkan diri adalah keluarga tanpa memikirkan nasib individu itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya akun buzzer yang membela calon di akun media yang mengangkat isu tersebut.

Begitu bahayanya doktrin karena hal itu akan seperti racun yang berawal dari satu orang yang hanya memikirkan pendapat secara subjektif akan menciptakan lingkungan yang membuat doktrin itu berjalan sehingga ketika terjun langsung ke masyarakat luas menjadi suatu kebiasaan yang di bawa dengan mengatas namakan keluarga.

3.  3. Doktrin malas

Doktrin malas, malas disini memiliki makna yang luas karena hal ini menjadi dalam ketika membahas masalah dokrin,  dalam kekristenan kemalasan masuk sebagai salah satu dari tujuh dosa besar. Dalam islam pun malas merupakan salah satu cara mengukur tingkat kedisiplinan seseorang. Bisa dibilang malas adalah ibu dari berbagai dosa karena semua hal dimulai dari malas akan menciptakan hal buruk yang lain terjadi.

Bagaimana jika malas dijadikan doktrin, doktrin adalah cara yang dipakai oleh orang-orang politik dan birokrasi sekarang yang membiarkan masyarakat agar melayani mereka dengan cara memakai logika ataupun argumen yang tidak bisa dipatahkan dengan Public Speaking yang bisa mempengaruhi pemikiran seseorang karna bahasa dan pemakaian kata yang tidak dipahami pendengar.

Kalau kita bercermin sekarang hanya beberapa orang yang bisa naik ke ranah politik yang tidak memiliki latar belakang keluarga maupun kenalan politik, karena saat ini kita dibiarkan menjadi malas bahkan di doktrin malas hanya untuk orang di sisi mereka berhasil maju, seperti di buku animal farm karya George Orwel di mana seekor babi menipu semua hewan ternak hanya untuk kerakusan kekuasaan dengan pendapat dan pembelaan yang membuat hewan-hewan merasa di muliakan tetapi yang terjadi sebenarnya mereka hanya dimanfaatkan.

Itulah beberapa hal yang melatar belakangi cara berpikir masyarakat saat ini, begitu miris ketika orang-orang yang berpengaruh saja yang dapat menyetir kita, ibarat ikan yang hidup di kolam kita tidak pernah tahu jika ada lautan yang lebih luas daripada kolam tempatnya tinggal sekarang, mungkin itu juga yang membuat pendidikan di Indonesia tertinggal karena SDM yang belum siap berpikir secara kritis.

seperti saat kita memahami atau menaati suatu agama harus memakai logika supaya menambah keyakinan dalam beribadah, dengan kata “afalā ta’qilūn” yang artinya “Apakah kamu tidak mengerti?” yang secara tidak langsung Tuhan menyuruh kita menggunakan akal sehat kita untuk mengolah suara, kata, informasi, maupun bahasa agar dapat mengerti tujuan informasi yang disampaikan.

Sejatinya cara berpikir bangsa ini masih berpikir dengan cara yang salah alih-alih mereka menjadi orang yang kritis tetapi malah terjebak dengan kesalahan berpikirnya. Bersyukurlah kalian tinggal dengan bangsa ini karena hanya sedikit perbedaan atau sedikit pintarnya suatu individu sudah bisa membuat individu itu menjadi yang paling unggul.

Seperti ikan yang tidak butuh air untuk hidup  mereka melompat keluar dari air seolah-olah paling tahu didaratan dengan pikiran seadanya. Itulah beberapa hal terkait logika berpikir yang dapat Sobat Mintek pelajari saat ini, barangkali tulisan diatas bisa menambah pemahamanmu. Nantikan terus artikel-artikel menarik lainnya hanya di Teknokra.id (Penulis: Putra Alam Apriliandi).